Menurut Analisa Denny JA, Ini Kepentingan PSI Jadikan Kaesang Sebagai Ketum

Kaesang Pangarep didapuk menjadi Ketum PSI. (Foto: Detik)


RIAUEXPRES.COM - Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, mencatat rekor tersendiri dalam dunia perpolitikan Indonesia.


Selain masih berusia masih muda, yakni 28 tahun, Kaesang menjadi orang tercepat menjadi ketua umum sebuah partai setelah resmi terdaftar menjadi anggota.


Diketahui, Kaesang resmi ditunjuk sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggantikan Giring Ganesha, pada Senin, 25 September 2023.


Jabatan ini dipercayakan kepadanya hanya tiga hari setelah dia mendapatkan kartu tanda anggota (KTA) PSI, yang menandakan dia resmi sebagai kader partai berlogo kepalan tangan itu.


Terkait hal ini, pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai pimpinan PSI mengharapkan efek Jokowi atau "Jokowi’s effect", setelah Kaesang ditetapkan menjadi Ketua Umum.


"Kaesang belum tiga hari menjadi kader PSI, belum ada jabatan publik yang ia pernah duduki dan belum ada jabatan teras partai politik yang pernah dipimpin. Lalu mengapa pimpinan PSI memilihnya sebagai ketua umum, jawabnya satu frase saja yaitu berharap kepada 'Jokowi’s effect'," kata Denny JA melalui keterangannya di Jakarta, Selasa, 26 September 2023, sebagaimana dilansir Republika.


Dia mengungkapkan data survei LSI pada Mei-September 2023 yaitu perolehan suara PSI tidak pernah lebih dari dua persen. Sementara itu menurut dia, untuk lolos ambang batas parlemen atau parlementary threshold, PSI membutuhkan minimal 4 persen sehingga partai itu masih membutuhkan suara sekitar 2 persen lagi.


"Sudah menjadi Informasi publik bahwa approval rating atau tingkat kepuasan publik kepada Jokowi cukup tinggi, sekitar 80 persen. Maka PSI berharap dengan manuver memilih putra Jokowi sebagai Ketum, PSI mendapatkan efek Jokowi," ujarnya.


Denny JA menilai dari seluruh pendukung Jokowi yang banyak, diperkirakan sekitar 2-5 persen mengalir kepada PSI. Karena itu dia memperkirakan bahwa tambahan suara dari "Jokowi’s effect" itu membuat PSI lolos ke DPR atau minimal 4 persen dukungan rakyat di Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.


"Terjadi perubahan strategi dari PSI, untuk merasuk lebih jauh mendapatkan Efek Jokowi," ucapnya.


Dulu yang dimaksud adalah Jokowisme adalah sebuah tata nilai, platform, atau ideologi yang dikembangkan Jokowi.


Menurut dia, masyarakat menafsir Jokowisme itu seperti kedekatan pada rakyat, ekonomi kerakyatan seperti kartu Indonesia sehat, kartu Indonesia pintar, dan lain sebagainya.


"Kini PSI ‘ngegas’ lebih jauh lagi, Jokowi yang ingin dihadirkan di PSI tak lagi ideologi semata tapi biologi. Tepatnya anak biologis dari Jokowi yaitu Kaesang Pengarep menjadi Bro Tum (Ketua Umum)," tuturnya.


Dia menilai pergeseran sosok Jokowi di PSI tersebut, merupakan eksperimen dari ahli strategi di PSI karena mereka akan berebut suara dengan partai lain yang juga mendapatkan limpahan suara dari pendukung Jokowi.


Menurut dia, saat ini pendukung Jokowi sudah menyebar ke banyak partai antara lain PDIP, Gerindra, Golkar, namun PSI tak berharap mengambil semua suara tersebut yaitu hanya 2-5 persen maka partai tersebut lolos ambang batas parlemen.***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama